VisualKita.blogspot.com - Pemain Persija, Oliviera (tengah) bersama rekan-rekannya, meluapkan kegembiraan usai mencetak gol ke gawang Song Lam Nghe An dalam laga lanjutan Piala AFC di Stadion Utama Gelora Bung Karno, Senayan, Jakarta, Rabu (14/3). Persija menang 1-0. Tiga pemain Persija kini terancam berurusan dengan hukum. | Akbar Nugroho Gumay /Antara Foto
Pemain Persija, Oliviera (tengah) bersama rekan-rekannya, meluapkan kegembiraan usai mencetak gol ke gawang Song Lam Nghe An dalam laga lanjutan Piala AFC di Stadion Utama Gelora Bung Karno, Senayan, Jakarta, Rabu (14/3). Persija menang 1-0. Tiga pemain Persija kini terancam berurusan dengan hukum.
Niat hati hanya ingin bersenang-senang, apa daya harus berakhir dengan masalah. Itulah yang terjadi dengan Gunawan Dwi Cahyo, Riko Simanjuntak, dan Ahmad Syaifullah. Ketiga pesepak bola asal Persija Jakarta itu, kini di ambang berkasus hukum.
Hal ini tak lepas dari aksi ketiga pemain tersebut pada Rabu (28/3/2018) kemarin. Dalam sebuah video, Gunawan, Riko, dan Syaifullah tengah bernyanyi lagu Persija berjudul "Satu Jiwa" di suatu kamar yang diduga di asrama klub Ibu Kota.
Sayangnya, di tengah-tengah lagu, ada seorang meneriakkan kalimat provokatif yang menyerempet viking--julukan supoter Persib Bandung. Karuan hal itu membuat marah kelompok suporter asal kota Parahyangan tersebut.
Para bobotoh--sebutan lain untuk suporter Persib--pun berniat untuk melaporkan hal ini kepada pihak berwajib. Seperti misalnya apa yang dilakukan salah satu kelompok Persib, Viking Persib Club (VPC).
"Itu unsurnya ke ranah pencemaran nama baik juga provokatif, jadi kami akan menempuh jalur hukum," ujar pentolan VPC, Yana Umar kepada Tempo.co, Kamis lalu.
Teriakan oknum itu sangat disayangkan oleh Yana. Maklum, kejadian ini seperti membuka kembali luka lama perseteruan kedua kelompok suporter, viking dengan jakmania--sebutan pendukung Persija, yang sudah berlangsung panjang.
Terakhir, perseteruan kedua kelompok itu memakan korban bernama Ricko Andrean pertengahan tahun lalu. Untuk mengakhiri permusuhan itu, pada Agustus 2017, kedua kelompok membuat deklarasi perdamaian--meski ini bukan yang pertama.
Yana mengatakan, sangat tidak pantas ketika kondisi suporter sepak bola di Indonesia yang masih belum akur dan kerap bersitegang itu, diperparah dengan ucapan provokasi segelintir oknum.
"Saya tidak mempermasalahkan mau itu pemain Persija, atau tim lainnya. Namun kalau seperti itu ya tindakan jelek. Sikapnya jelas sangat tidak baik," kata dia.
Untuk memberikan efek jera, Yana dan VPC mendatangi Mapolrestabes Bandung untuk melaporkan hal ini, Kamis sore kemarin. Namun nampaknya, pembuatan laporan itu ditunda.
"Kami masih ingin memberikan kesempatan permintaan maaf secara langsung," kata Yana, seperti dilansir CNN Indonesia. "Karena Sabtu-Minggu hari libur, maka kami perpanjang hingga Senin (2/4/2018) agar yang bersangkutan minta maaf langsung."
Bila permintaan tersebut tak dihiraukan, maka ketiga pemain Persija itu terancam Pasal 27 Ayat (3) Undang-Undang Informasi dan Transaksi Elektronik (ITE). Hukuman bagi pelanggarnya adalah empat tahun atau denda Rp750 juta.
Sejauh ini, dari tiga pemain tadi, dua di antaranya sudah mengklarifikasi melalui fasilitas Instagram. Mereka adalah Gunawan dan Riko. Khusus nama terakhir, bahkan meminta maaf meski, menurutnya, ia bukan orang yang meneriakkan kata provokatif.
"Bukan saya yang ngomong. Di video tersebut, saya hanya bermain gitar…Sekali lagi, saya minta maaf kepada viking atas ketidaknyamanan tersebut," tulis Riko. Sedangkan untuk Syaifullah, hingga saat ini belum terlihat bentuk klarifikasinya.
Sebenarnya, sebagai sebuah klub, Persija Jakarta sudah meminta maaf atas perbuatan pemainnya yang menghina viking. Diwakili oleh kapten Ismed Sofyan dan wakilnya, Bambang Pamungkas, Persija meminta maaf kepada viking dan keluarga besar Persib Bandung.
Masalahnya, menurut Yana, bukan itu. Penghinaan kepada viking bukan dilakukan Persija secara tim. Melainkan oknum dari pemain Persija. Oleh karena itu, ia berharap pemain yang melakukan penghinaan datang ke Bandung untuk meminta maaf.
"Kami sangat berharap pemain itu saja (yang menghina viking) atau diwakili pihak Persija lainnya datang ke Bandung. Tidak perlu semua pemain," ucap Yana.
Bila Kepolisian belum bergerak, tidak demikian dengan PSSI. Melalui Plt Ketua Umum, Joko Driyono, Federasi bakal segera mengusut kasus ini melalui Komisi Disiplin PSSI.
"Ini kasus serius dan menjadi prioritas PSSI, khususnya PT Liga Indonesia Baru, untuk menelaah semua aktifitas pelaku sepak bola," ucap Joko kepada Antara (H/T Tempo.co).
Kini, Manajemen Persija hanya bisa pasrah menunggu nasib pemainnya. Kepada wartawan (H/T Detik.com), Direktur Utama Persija Gede Widiade berharap masalah ini tak perlu sampai ke ranah hukum.
"Kami berharap tidak ada seperti itu, karena saya bersama seluruh ofisial sudah meminta maaf. Tapi kalau umpamanya ada teman seperti itu, saya tidak bisa mencegah. Ya monggoh saja, silahkan. Tapi itu saya sesalkan," ujar Gede.
Gede memastikan, penghinaan macam ini merupakan yang pertama dan terakhir kalinya dilakukan para pemain Persija. "Atas kejadian ini, saya selaku pimpinan Persija minta maaf dengan setulus-tulusnya," tutup Gede.
Artikel Asli